EKONOMI MAKRO
TEMA
“
INDEX
GINI”
MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) HAMFARA YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Berbagai
Negara di dunia khususnya di Indonesia menerapkan system koefisien gini atau
index gini untuk mengukur seberapa besar pendapatan yang diterima oleh
masyarakat Indonesia, index gini digunakan pemerintah untuk menetapkan tingkat
garis kemiskinan terendah melalui nilai agregat. Jadi selurruh warga Negara
Indonesia yang memiliki pendapatan tetap diakumulasikan terus dicari nilai rata
rata yang kemudian disebut pendapatan perkapita masyarakat.
Cara
ini menurut saya tidak adil karena pendapatan perkapita yang didapat hnyalah
data data saja sedangkan fakta dilapangan masyarakat Indonesia banyak yang
hidup di bawah garis kemiskinan jadi itu hanya data saja yang kebanyakan nilai
itu banyak ditopang oleh para konglomerat kaya yang hanya segelintir orang
saja.
Bank Dunia
menetapkan “kemiskinan absolout” jika pendapatan di bawah 1 dollar As per hari
(Rp 280.000/bulan) dan “kemiskinan menengah” 2 dollar AS/hari. Sementara Indonesia
menetapkan garis kemiskinan per kapita dengan angka tunggal Rp. 243.729/bulan.
lalu bagaimana
jika seseorang berpendapatan Rp 250.000/bulan, apakah ia tidak termasuk miskin
absolut? jawabannya adalah seseorang dikatakan miskin tidak hanya disebabkan
oleh keberadaannya pada atau dibawah garis kemiskinan yang dibuat ekonom dan
statitikus konvensional, melainkan seseorang akan dikatan miskin jika
pendapatannya sangat tidak dapat memenuhi pengeluarannya atau cenderung tidak
bisa menutupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Bagaimana cara
pemerintah menghitung ukuran ketimpangan distribusi atau pendapatan dengan
index gini, penting bagi kita untuk mengetahui cara perhitungannya agar kita
bisa mengetahui cara yang digunakan itu benar atau salah.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian index gini atau koefisien gini.?
2. Bagaimana cara perhitungan index gini.?
3. Pengertian dari gini rasio dan perhitungannya.?
4. Bagaimana keadaan garis kemiskinan di kota kota Indonesia.?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Koefisien Gini
Koefisien Gini adalah ukuran ketimpangan distribusi. Ukuran
ini pertama kali dikembangkan oleh statistisi dan ahli sosiologi Italia bernama
Corrado Gini dan dipublikasikan pada tahun 1912 dalam makalahnya berjudul
“Variability and Mutability” (dalam bahasa Italia: Variabilità e mutabilità).
Koefisien Gini dinyatakan dalam bentuk rasio yang nilainya
antara 0 dan 1. Nilai 0 menunjukkan pemerataan yang sempurna di mana semua
nilai sama sedangkan nilai 1 menunjukkan ketimpangan yang paling tinggi yaitu
satu orang menguasai semuanya sedangkan yang lainnya nihil. Menurut
definisinya, koefisien gini adalah perbandingan luas daerah antara kurva lorenz
dan garis lurus 45 derajat terhadap luas daerah di bawah garis 45 derajat
tersebut.
Pada gambar, Kurva Lorenz memetakan kumulatif pendapatan
pada sumbu vertikal dengan kumulatif penduduk pada sumbu horisontal. Pada
contoh, 40 persen penduduk menguasai sekitar 20 persen total pendapatan.
Koefisien gini diperoleh dengan membagi luas daerah A dengan (A+B).
Jika setiap individu memiliki pendapatan yang sama, maka
kurva distribusi pendapatan akan tepat jatuh pada garis lurus 45 derajat pada
gambar, dan koefisien gini bernilai 0. Sebaliknya jika seorang individu menguasai
seluruh pendapatan, dikatakan terjadi ketimpangan sempurna (maksimum) sehingga
kurva distribusi pendapatan akan jatuh pada titik (0,0), (0,100) dan (100,100),
dan angka koefisien gini bernilai 1.
2. Cara Perhitungan Index Gini
Koefisien Gini dihitung sbb:
(karena A+B = 0,5)
Atau untuk fungsi probabilitas diskret f(y) dengan yi; i dari 1 sampai n, adalah titik-titik diurutkan dari kecil ke besar (increasing):
Atau untuk fungsi probabilitas diskret f(y) dengan yi; i dari 1 sampai n, adalah titik-titik diurutkan dari kecil ke besar (increasing):
di mana
Pada praktek,
fungsi L(x) maupun f(y) tidak diketahui, hanya ada titik koordinat dalam
interval. Sehingga koefisien gini dihitung menggunakan rumus:
Xk = kumulatif proporsi populasi
Yk = kumulatif proporsi income/pendapatan
Yk diurutkan dari kecil ke besar
Nilai G1 di sini adalah perkiraan dari nilai G.
3. Gini Rasio
Tingkat
pemerataan pendapatan akan terjadi jika semua orang mendapatkan distribusi
pendapatan yang sama rata, atau dengan kata lain Rasio Gini -nya adalah sama
dengan nol (Gini Ratio = 0). Jadi singkatnya rasio Gini adalah rasio
tentang distribusi pendapatan dengan angka kisaran 0 sampai dengan 1. dan jika
G mendekati 0 berarti distribusi pendapatan yang diterima hampir sama dengan
banyak penduduk. Berikut adalah arti nilai dari besaran gini rasio:
G < 0.3
————————-artinya ketimpangan rendah
0.3 ≤
G ≤ 0.5 ——————artinya ketimpangan sedang
G >
0.5 ————————-artinya ketimpangan tinggi
Memburuknya
index Gini dari 38% (2010) menjadi 41% (2011) adalah kesenjangan kaya-miskin
yang mencemaskan.
penghitungan
gini rasio
Perhitungan
gini rasio adalah daerah A dibagi dengan
daerah B. dan jika semakin menyempit daerah A (mendekati garis distribusi
sempurna 45 derajat) artinya gini rasio mendekati 0, yang berarti distribusi
pendapatannya cenderung semakin merata. lalu apakah ada negara dengan
gini rasio sama dengan o? jawabannya tidak ada karena jika distribusi
pendapatan sangat merata maka tidak akan ada barang-barang mewah yang
disebabkan investor barang mewah enggan untuk berinvestasi pada negara
tersebut.
4.
Keadaan Kemiskinan di Indonesia
garis
kemiskinan
DAFTAR
PUSTAKA
Sukirno,
Sadono.2012.Makro Ekonomi teori pengantar. Jakarta
No comments:
Post a Comment