Friday 27 September 2013

Contoh Makalah Index Gini

EKONOMI MAKRO
TEMA
INDEX GINI

MUHAMMAD LUKMAN HAKIM
SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI)  HAMFARA YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Berbagai Negara di dunia khususnya di Indonesia menerapkan system koefisien gini atau index gini untuk mengukur seberapa besar pendapatan yang diterima oleh masyarakat Indonesia, index gini digunakan pemerintah untuk menetapkan tingkat garis kemiskinan terendah melalui nilai agregat. Jadi selurruh warga Negara Indonesia yang memiliki pendapatan tetap diakumulasikan terus dicari nilai rata rata yang kemudian disebut pendapatan perkapita masyarakat.
Cara ini menurut saya tidak adil karena pendapatan perkapita yang didapat hnyalah data data saja sedangkan fakta dilapangan masyarakat Indonesia banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan jadi itu hanya data saja yang kebanyakan nilai itu banyak ditopang oleh para konglomerat kaya yang hanya segelintir orang saja.
Bank Dunia menetapkan “kemiskinan absolout” jika pendapatan di bawah 1 dollar As per hari (Rp 280.000/bulan) dan “kemiskinan menengah” 2 dollar AS/hari.  Sementara Indonesia menetapkan garis kemiskinan per kapita dengan angka tunggal Rp. 243.729/bulan.
lalu bagaimana jika seseorang berpendapatan Rp 250.000/bulan, apakah ia tidak termasuk miskin absolut? jawabannya adalah seseorang dikatakan miskin tidak hanya disebabkan oleh keberadaannya pada atau dibawah garis kemiskinan yang dibuat ekonom dan statitikus konvensional, melainkan seseorang akan dikatan miskin jika pendapatannya sangat tidak dapat memenuhi pengeluarannya atau cenderung tidak bisa menutupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Bagaimana cara pemerintah menghitung ukuran ketimpangan distribusi atau pendapatan dengan index gini, penting bagi kita untuk mengetahui cara perhitungannya agar kita bisa mengetahui cara yang digunakan itu benar atau  salah.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian index gini atau koefisien gini.?
2.      Bagaimana cara perhitungan index gini.?
3.      Pengertian dari gini rasio dan perhitungannya.?
4.      Bagaimana keadaan garis kemiskinan di kota kota Indonesia.?



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Koefisien Gini
Koefisien Gini adalah ukuran ketimpangan distribusi. Ukuran ini pertama kali dikembangkan oleh statistisi dan ahli sosiologi Italia bernama Corrado Gini dan dipublikasikan pada tahun 1912 dalam makalahnya berjudul “Variability and Mutability” (dalam bahasa Italia: Variabilità e mutabilità).
Koefisien Gini dinyatakan dalam bentuk rasio yang nilainya antara 0 dan 1. Nilai 0 menunjukkan pemerataan yang sempurna di mana semua nilai sama sedangkan nilai 1 menunjukkan ketimpangan yang paling tinggi yaitu satu orang menguasai semuanya sedangkan yang lainnya nihil. Menurut definisinya, koefisien gini adalah perbandingan luas daerah antara kurva lorenz dan garis lurus 45 derajat terhadap luas daerah di bawah garis 45 derajat tersebut.


Pada gambar, Kurva Lorenz memetakan kumulatif pendapatan pada sumbu vertikal dengan kumulatif penduduk pada sumbu horisontal. Pada contoh, 40 persen penduduk menguasai sekitar 20 persen total pendapatan. Koefisien gini diperoleh dengan membagi luas daerah A dengan (A+B).
Jika setiap individu memiliki pendapatan yang sama, maka kurva distribusi pendapatan akan tepat jatuh pada garis lurus 45 derajat pada gambar, dan koefisien gini bernilai 0. Sebaliknya jika seorang individu menguasai seluruh pendapatan, dikatakan terjadi ketimpangan sempurna (maksimum) sehingga kurva distribusi pendapatan akan jatuh pada titik (0,0), (0,100) dan (100,100), dan angka koefisien gini bernilai 1.

2.      Cara Perhitungan Index Gini

Koefisien Gini dihitung sbb:


(karena A+B = 0,5)
Atau untuk fungsi probabilitas diskret f(y) dengan yi; i dari 1 sampai n, adalah titik-titik diurutkan dari kecil ke besar (increasing):
di mana

Pada praktek, fungsi L(x) maupun f(y) tidak diketahui, hanya ada titik koordinat dalam interval. Sehingga koefisien gini dihitung menggunakan rumus:
di mana:
Xk = kumulatif proporsi populasi
Yk = kumulatif proporsi income/pendapatan
Yk diurutkan dari kecil ke besar
Nilai G1 di sini adalah perkiraan dari nilai G.
3.      Gini Rasio

Tingkat pemerataan pendapatan akan terjadi jika semua orang mendapatkan distribusi pendapatan yang sama rata, atau dengan kata lain Rasio Gini -nya adalah sama dengan nol (Gini Ratio = 0).  Jadi singkatnya rasio Gini adalah rasio tentang distribusi pendapatan dengan angka kisaran 0 sampai dengan 1. dan jika G mendekati 0 berarti distribusi pendapatan yang diterima hampir sama dengan  banyak penduduk. Berikut adalah arti nilai dari besaran gini rasio:
G < 0.3 ————————-artinya ketimpangan rendah
0.3 ≤ G ≤ 0.5 ——————artinya ketimpangan sedang
G > 0.5  ————————-artinya ketimpangan tinggi
Memburuknya index Gini dari 38% (2010) menjadi 41% (2011) adalah kesenjangan kaya-miskin yang mencemaskan.
penghitungan gini rasio
           
Perhitungan gini rasio adalah daerah A dibagi dengan daerah B. dan jika semakin menyempit daerah A (mendekati garis distribusi sempurna 45 derajat) artinya gini rasio mendekati 0, yang berarti distribusi pendapatannya cenderung semakin merata.  lalu apakah ada negara dengan gini rasio sama dengan o? jawabannya tidak ada karena jika distribusi pendapatan sangat merata maka tidak akan ada barang-barang mewah yang disebabkan  investor barang mewah enggan untuk berinvestasi pada negara tersebut.




4.      Keadaan Kemiskinan di Indonesia
garis kemiskinan
           
             


DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono.2012.Makro Ekonomi teori pengantar. Jakarta







No comments:

Post a Comment